LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA DASAR
“TEORI PELUANG DAN UJI KHI-KUADRAT (Chi-Square Test)”
Dosen : Dasumiati M.Si
Tanggal Praktikum :
Selasa, 2 Oktober 2012
Disusun Oleh :
Kelompok 4
Aldha Rizki Utami 1111095000002
Innes Genia Sahira 1111095000005
Nurkholis Abellian Pristi 1111095000013
Citra Kenanga 1111095000031
Dara Mutiara Fiesca 1111095000039
Muhammad Pandu Abrari 1111095000040
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar
belakang
Individu yang terbentuk dari hasil perkawinan yang
dapat dilihat dalam wujud fenotip, pada dasarnya hanya merupakan
kemungkinan-kemungkinan pertemuan gamet jantan dan gamet betina. Keturunan
hasil perkawinan atau persilangan dapat diduga berdasarkan peluang yang ada,
tidakk dipastikan begitu saja. Peranan teori kemungkinan sangatlah penting
dalam mempelajari ilmu genetika.
Suatu uji yang dapat mengubah deviasi-deviasi dan
nilai-nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari ketidaksamaan demikian
yang terjadi oleh peluang diperlukan adanya evaluasi hipotesis genetik. Uji ini
harus pula memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajat bebas). Uji
ini dikenal dengan uji X2 (Chi Square Test). Dalam ilmu genetika, kemungkinan atau
probabilitas ikut mengambil peranan penting. Misalnya mengenai pemindahan
gen-gen dari induk atau orang tua ke gamet-gamet, berkumpulnya kembali gen-gen
di dalam zigot sehingga dapat terjadi berbagai macam kombinasi.
Metode khi-kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai
untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan
hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Teori kemungkinan
merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe
persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk
menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan
tersebut. Peragaan pembuktian teori kemungkinan dengan uji Chi Square dilakukan dengan menggunakan mata dadu yang nantinya
akan dilempar dan dihitung peluang munculnya beberapa angka di sisi mata dadu
tersebut. Pengujian khi kuadrat merupakan pengujian yang berbeda dengan beberapa
pengujian lain. Karena pada pengujian khi kuadrat pengujian mutu penjajagan, yaitu
menguji apakah variablel acak x mempunyai distribusi F(x) yang tertentu atau
tidak. Ditribusi sampel yang dilukiskan adalah suatu bayangan statistik dari 4 distribusi
Xi, jadi dapat dibandingkan dengan fungsi padat distribusi F(x). Dengan jalan
ini kita dapat memperoleh secara kualitas persesuaian atau pertaksesuaian antara
kedua distribusi itu. Tetapi untuk dapat mengetahuidetajat perseesuaian itu kita
memerlukan ukuran kuantitas mengenai besarnya deviasi atau penyimpangan dari
distribusi hipotesisi terhadap distribusi sample.(Surjadi, 1989).
- Tujuan
Pelaksanaan
ptaktikum ini bertujuan untuk:
1. Memahami
dan mengetahui pengertian teori kemungkinan.
2. Menghitung
peluang pada setiap kejadian.
3. Menghitung
Uji Khi-Kuadrat.
4. Menggunakan
Uji Khi-Kuadrat dalam analisis genetika Mendel.
5.
Megetahui manfaat teori kemungkinan dalam
bidang genetika.
6. Mengetahui diterima atau tidaknya peluang suatu
variabel pada pelemparan uang logam dengan menggunakan uji Chi Square .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Probabilitas adalah kemungkinan peristiwa yang
diharapkan, artinya antara yang diharapkan itu dengan peristiwa yang mungkin
terjadi terhadap suatu objek. Sebagai contoh kita dapat melemparkan mata uang,
maka kemungkinan yang akan terjadi : uang dengan permukaan huruf (H) atau dengan
permukaaan gambar uang (G). Bila mata uang dilempar beberapa kali diharapkan
hasil lemparan tersebut ½ nya H dan ½ G. Aplikasi dari probailitas ini dapat
dihubungkan dengan pembastaran atau sifat tanda beda. Bila XY menghasilkan sel
kelamin, ½ nya akan membentuk gamet yang mengandung X dan Y saja. (Ruyani, A.
2011).
Probabilitas atau peluang adalah suatu nilai
diantara 0 dan 1 yang menggambarkan besarnya kesempatan akan muncul suatu hal
atau kejadian pada kondisi tertentu. Bila nilai peluang 0 berarti kejadian tak
pernah atau mustahil terjadi, bila nilai peluang 1 maka kejadian tersebut dapat
dikatakan selalu atau pasti terjadi. (Suryati, 2011).
Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai banyak
peristiwa dimana kemungkinan/ kebolehjadian/ peluang/ probabilitas mengambil
peranan penting. Beberapa contoh:
a. Sebelum
kita hendak berpergian, kita menengok dahulu ke udara, apakah kiranya akan
turun hujan atau tidak, sehingga kita perlu membawa payung atau tidak.
b. Seorang mahasiswa yang menanti pengumuman hasil
ujian kemungkinan lulus ataukah tidak.
c. Seorang ibu yang hendak melahirkan juga
menghadapi kemungkinan apakah akan mendapat seorang anak laki-laki atau
perempuan.
Masih banyak contoh lainnya semacam itu. Dalam ilmu
genetika memisahnya gen-gen dari induk/ orang tua ke gamet-gamet pun tidak
luput dari kemungkinan. Demikian pula bersatunya gamet-gamet yang membawa gen,
menghadapi berbagai kemungkinan. (Suryo, 1990).
Berhubung dengan itu perlu dikenal beberapa hukum probabilitas
yang diperlukan dalam ilmu genetika. Yaitu:
a. Peluang
atas terjadinya sesuatu yang dinginkan ialah sama dengan perbandingan antara
sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhan yang ada.
K(x) =
x/(x+y)
Dengan :
K
= peluang
K(x)
= besarnya peluang untuk mendapat (x)
x = peristiwa yang diharapkan
y = peristiwa yang tidak diharapkan
b. Peluang
terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri sendiri ialah
sama dengan hasil perkalian dengan besarnya peluang untuk masing-masing peristiwa
itu.
Singkatnya: K(x+y) =
K(x) x K(y)
c. Peluang
terjadinya dua peristiwa atau lebih yang saling mempengaruhi ialah sama dengan
jumlah dari besarnya peluang untuk masing-masing peristiwa itu.
Singkatnya: K(x atau y)
= K(x) + K(y)
Untuk mencari peluang biasanya
dapat ditempuh jalan yang lebih mudah, yaitu dengan menggunakan rumus binomium.
(a + b)n
dengan,
a dan b = kejadian/ peristiwa terpisah
n
= banyaknya percobaan
Rumus binomium hanya dapat
digunakan untuk menghitung peluang yang masih dalam rencana. Seringkali dalam
melakukan percobaan kita tidak akan memperoleh hasil yang sesuai benar dengan
yang kita harapkan. Agar supaya kita mantap bahwa hasil yang nampaknya
“menyimpang” itu masih dapat kita anggap sesuai atau masih dapat kita pakai.
(Suryo, 1990).
Terbentuknya individu hasil
perkawinan yang dapat dilihat dalam wujud fenotip, pada dasarnya hanya
merupakan kemungkinan-kemungkinan pertemuan gamet jantan dan gamet betina.
Keturunan hasil suatu perkawinan atau persilangan tidak dapat dipastikan begitu
saja, melainkan hanya diduga berdasarkan peluang yang ada. Sehubungan dengan
itu,peranan teori kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika
(Rahardi, Dimas.2009).
Teori kemungkinan merupakan dasar
untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotipe
yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan
diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut. .
Uji Chi Square merupakan pengujain hipotesis
tentang perbandingan antara frekuensi sample yang benar-benar terjadi
(selanjutnya disebut dengan frekuansi observasi, dilambangkan dengan f0) dengan
frekuensi harapan yang didasarkan atas hipotesis tertentu pada setiap kasus
atau data (selanjutnya disebutdengan frekuensi harapan, dilambangkan dengan
fe). yang selanjutnya dapat didudun rumus sebagai berikut:
(Anonim,
2009)
Gagasan umum terhadap suatu peristiwa merupakan
salah satu bagian dari usaha penentuan probabilitas. Andai kata N adalah jumlah
macam kejadian yang dapat dijumpai pada saat pengambilan contoh untuk suatu
kejadian, dengan peristiwa A dapat terjadi dengan X cara, msks probablitas
terjadinya A adalah:
P(A) = x/N
(Pollet, 1994)
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menetukan nisbah
yang diharapkan dari tipe – tipe persilangan genotip yang berbeda. Penggunaan
teori 9n memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu
hasiltertentu dari persilangan tersebut. (Crowder, 1986)
Probabilitas atau istilah lainnya kemungkinan,
kebolehjadian, peluang dan sebagaimya umumnya digunakan untuk menyatakan
peristiwa yang belum dapat dipastikan. Dapat juga digunakan untuk menyatakan
suatu pernyataan yang tidak diketahui akan kebenarannya, diduga berdasarkan
prinsip teori peluang yang ada. Sehubungan dengan itu teori kemungkinan sangat
penting dalam mempelajari genetika. Kemungkinan atas terjadinya sesuatu yang
diinginkan ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu
terhadap keseluruhannya (Suryo, 1984).
Konsep peluang secara umum merupakan teori yang
didasarkan pada himpunan peristiwa yang berkemungkinan sama, atau sebagai
frekuensi relatif,atau seperti penentua subjektif taruhan yang adil. Dalam arti
intuitif,6 peluang dihubungkan kepada himpunan peristiwa yang mempunyai
kemungkinan sama. Seatu keadaan yang dapat dibandigkan terjadia, jika digunakan
tabel bilangan acak untuk memilih sesuatu. Peluang juga merupakan suatu
frekuensi relatif peristiwa tertentu dalam barisan percobaan yang sangat
panjang. Sebagai contoh, dalam pelantunan uang logam, umumnya kita mengharap
muka atau belakang mempunyai kemungkinan muncul yang sama. Ini berdasarkan pada
kenyataan bahwa uang logam mempunyai 2 sisi, dan jika uang logam seimbang (atau
jujur) dilantunkan berulang kali akan muncul muka dengan frekuensi hampir sama
dengan frekuensi muncul belakang.(Dixon, 1991)
Kemungkinan peristiwa yang diharapkan ialah
perbandingan dari peristiwa yang diharapkan itu dengan segala peristiwa yang
mungkin terjadi terhadap suatu obyek. Ada beberapa dasar – dasar teori
kemungkinan, yaitu :
1. Kemungkinan
atas terjadinya sesuatu yang diinginkan ialah sama dengan perbandingan antara
sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhannya.
2. Kemungkinan
terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing – masing berdiri sendiri ialah
sama dengan hasil perkalian dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa –
peristiwa itu.
3. Kemungkinan
terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang saling mempengaruhi ialah sama dengan
jumlah dari besarnya kemungkinan untuk peristiwa – peristiwa itu. (Pay, 1987)
BAB III
METODE
A.
Alat
dan bahan
Pada praktikum kali ini alat dan bahan yang
digunakan adalah tiga buah mata dadu, kalkulator, penggaris, pensil dan buku.
B.
Prosedur
kerja
Langkah pertama dibuat tabel untuk mengisi data
kemunculan dan perhitungan. Kemudian dilempar tiga buah mata dadu tersebut
sampai 60 kali. Dicatat jika ada kemunculan mata dadu 1, 3 dan 5 ; mata dadu 2,
4 dan 6 ; dan mata dadu maksimal 2. Selanjutnya dicatat dan dihitung berapa
peluang yang didapatkan pada percobaan dan dibandingkan dengan hasil
teoritisnya.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL
PENGAMATAN
- Tabel I. pelemparan dadu
Kelas
|
Frekuensi relatif
|
Frekuensi harapan
|
Maksimal 2 mata bersamaan
|
0 à 0/60 = 0
|
(1/6x1/6x1/6)x60 = 5/18
|
Mata 1,3&5
|
4
à 4/60 = 1/15
|
(1/6x1/6x1/6)x60 = 5/18
|
Mata 2,4&6
|
4 à 4/60 = 1/15
|
(1/6x1/6x1/6)x60 = 5/18
|
•Hasil : Hasil perhitungan frekuensi relatif
tidak berbeda jauh dengan hasil frekuensi harapan.
Maka, percobaan ini masih sesuai
dengan Hukum Mendel.
- Tabel II. Bentuk biji (3:1)
Kelas
|
Observation (O)
|
Expected (E)
|
O - E
|
Koreksi (d)
|
d2
|
d2/E
|
Bundar
|
5474
|
5493
|
-19
|
-18,5
|
342,25
|
0,0623
|
Keriput
|
1850
|
1831
|
19
|
18,5
|
342,25
|
0,187
|
Total
|
0,249
|
•
Hasil : Total dibandingkan dengan *tabel kepercayaan pada derajat bebas pertama à
0,249 < 3,83.
Maka, percobaan ini masih sesuai dengan Hukum
Mendel.
- Tabel III. Warna bunga (1:2:1)
Kelas
|
Observation (O)
|
Expected (E)
|
O - E
|
Koreksi (d)
|
d2
|
d2/E
|
Merah
|
51
|
50,75
|
0,25
|
0,75
|
0,5625
|
0,011
|
Ungu
|
103
|
101,5
|
1,5
|
2
|
4
|
0,04
|
Putih
|
49
|
50,75
|
-1,75
|
-1,25
|
1,5625
|
0,03
|
Total
|
0,081
|
•Hasil : Total dibandingkan dengan *tabel
kepercayaan pada derajat bebas kedua à
0,081 < 5,99
Maka, percobaan ini masih sesuai dengan
Hukum Mendel.
- Tabel IV. Tinggi tanaman
Kelas
|
Observation (O)
|
Expected (E)
|
O - E
|
Koreksi (d)
|
d2
|
d2/E
|
Tinggi
|
787
|
798
|
-11
|
-10,5
|
110,25
|
0,138
|
Pendek
|
277
|
266
|
11
|
10,5
|
110,25
|
0,41
|
Total
|
0,55
|
•Hasil
: Total dibandingkan dengan *tabel kepercayaan pada derajat bebas pertama à
0,55 < 3,83
Maka,
percobaan ini masih sesuai dengan Hukum Mendel.
*Tabel kepercayaan
Derajat bebas (db)
|
Peluang
|
|
0,05 %
|
0,01 %
|
|
1
|
3,83
|
6,64
|
2
|
5,99
|
9,21
|
3
|
7,82
|
11,35
|
4
|
9,78
|
13,28
|
- PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan uji
peluang dengan menggunakan tiga buah mata dadu yang masing-masing bersisi enam.
Dengan kemunculan yang diharapkan adalah mata dadu maksimal 2 ; mata dadu 1,3
dan 5 ; mata dadu 2,4 dan 6 dan dilempar
sebanyak 60 kali.
Hasil perhitungan dari frekuensi harapan hanya
berbeda sedikit dengan hasil frekuensi relatif. Berikut perhitungan frekuensi
harapan dan frekuensi relatif :
Frekuensi
harapan mata dadu 1,3 dan 5
= (peluang pada masing-masing dadu) x jumlah
pelemparan
= (1/6 x 1/6 x 1/6) x 60 = 5/18 atau 0,278
Begitupun
sama hasilnya dengan mata dadu maksimal 2 dan mata dadu 2, 4 dan 6.
Frekuensi
relatif mata dadu 1,3 dan 5
=
(jumlah kemunculan) / jumlah pelemparan
=
4/60 = 1/15 atau 0,67
Ini
menandakan bahwa pada pelemparan tiga buah mata dadu masih sesuai dengan Hukum
Mendel.
Pada tabel pengamatan 2,3 dan 4 juga
didapatkan bahwa percobaan tersebut masih sesuai dengan Hukum Mendel. Karena
perbandingan total hasil Khi-Kuadrat lebih kecil dibanding dengan tabel
kepercayaan. Selain itu bukti bahwa percobaan tersebut masih sesuai dengan
Hukum Mendel yaitu dengan hasil pada kolom koreksi, yang dimana beda selisihnya
tidak terlalu jauh. Sebagai contoh yang terlihat signifikan yaitu pada kolom
koreksi di tabel pengamatan III, selisih angkanya tidak terlalu jauh, antara
0,75 ; 2 dan -1.25. Tentunya hasil koreksi ini adalah hasil dari deviasi yang
ditambah dengan 0,5 jika kurang dari empat dan dikurang dengan 0,5 jika lebih
dari empat.
Untuk mengetahui suatu observasi terhadap peluang
suatu variable, maka perlu dilakukan pegujian salah satunya dengan melakukan uji
Chi Square. Seperti yang dikemukaan pada tinjauan pustaka, Chi square
diguinakan untuk mentaksir diterima tidaknya suatu observasi. Untuk penerimaan
hipotesisi nol, perbedaan antara frekuensi observasi dengan yang diharapkan
harus dapat dilambangkan dengan variabilitas secara sampling pada tingkat
signifikasi yang diinginkan. Dengan demikian, uji Chi Square didasarkan pada besarnya
perbedaan masingmasing kategori dalam distribusi frekuensi. (Anonim,2009)
Teori kemungkinan, dengan berbagai uji yang terdapat
didalamnya,memiliki peran atau fungsi untuk menguji apakah ratio fenotipe
praktis dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan ratio fenotipe teoritis.
Selain itu pelemparan homogen berfungsi memberikan peluang yang sama terhadap
masing-masing sisi baik angka maupun gambar dalam masing-masing karakteristik
yang diamati. Sehingga, dalam kajian ilmu genetika, teori kemungkinan dapat digunakan
untuk menduga adanya sifat-sifat yang diturunkan dari suatu induk kepada
generasi fenotipenya. Selain itu, penentuan peluang dapat digunakan untuk
mengetahui kemungkinan jenis kelamin dari suatu persilangan juga peristiwa yang
terkait hereditas. Para ahli ilmu genetika memiliki perhatian yang sangat besar
terhadap transmisi gen dari generasi ke generasi, struktur fisik gen, variasi dalam
gen, dan terhadap cara bagaimana gen menurunkan sifat-sifat dari sebuah
spesies. Gagasan yang sedang berlaku pada saat itu adalah sperma dan sel telur
mengandung sebuah sampling/cuplikan intisari dari berbagai bagian pada tubuh
induk; sehingga pada proses pembuahan, intisari ini bercampur entah bagaimana
untuk membentuk sifat individu baru yang dihasilkan. Ide ini yang disebut ” blending
inheritance” (keturunan campuran) disusun untuk menjelaskan fakta bahwa hasil
keturunan biasanya menunjukkan beberapa sifat yang sama dengan kedua induknya.
Namun, ada beberapa masalah yang dihasilkan dari ide ini, satu diantaranya
adalah hasil keturunan tidak selalu merupakan campuran antara sifat kedua
induknya (Anonimous, 2008)
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Adanya perbedaan dari selisih antara data yang
diharapkan dengan data hasil percobaan disebabkan oleh adanya peluang yang sama
pada setiap bagian koin untuk muncul saat dilemparkan.
2. Teori kemungkinan merupakan dasar penentuan
nisbah yang diharapkan dari tipe – tipe persilangan genotip yang berbeda untuk menyatakan
suatu pernyataan yang tidak diketahui akan kebenarannya, diduga berdasarkan
prinsip teori peluang yang ada.
2. Dalam ilmu genetika, teori kemungkinan dapat
digunakan untuk mentaksir sifat- sifat keturunan dari suatu persilangan.
B.
SARAN
Pelaksanaan praktikum harus dilakukan dengan cermat,
teliti dan jangan tergesa-gesa supaya hasil yang diperoleh dapat memiliki
tingkat keberhasilan yang cukup bagus. Pelemparan uang logam dilakukan seacak mungkin.
DAFTAR
FUSTAKA
Crowder, L.V. 1986. Genetika Tumbuhan, Edisi
Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Dixon,
Wilfrid.1991.Pengantar Analisis Statistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Dotti Suryati. 2010. penuntun praktikum genetika
dasar. Fakultas pertanian. Universitas Bengkulu. Bengkulu
Muslim,
chairul. 2005. ilmu tentang gen. Universitas Bengkulu
Pay,
C. Anna. 1987. Dasar-dasar Genetika, Terjemahan oleh M. Affandi. Jakarta:
Erlangga
Pollet. 1994. Penggunaan Metode Statistika Untuk
Ilmu Hayati. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Surjadi.
1989. Pendahuluan Teori Kemungkinan Dan Statistika. Bandung: Penerrbit ITB
Suryo.
1992. Genetika. Strata 1. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press.
LAMPIRAN
Latihan
- Berapa
peluang untuk masing-masing sisi sebuah koin?
Jawab
:
Koin
A = ½
Koin
G = ½
- Bila
sebuah koin dilemparkan sebanyak 100 kali, berapa peluang munculnya sisi
A atau sisi B pada pelemparan
tersebut?
Jawab
:
Sisi
A = ½ x 100 = 50
Sisi
B = ½ x 100 = 50
- Bila
dua buah koin dilemparkan secara bersamaan sebanyak 100 kali, berapa
peluang munculnya sisi A pada kedua koin. Sisi B pada kedua koin dan sisi
A-B pada pelemparan tersebut?
Jawab
:
Sisi
AA = ½ x ½ x 100 = 25
Sisi
BB = ½ x ½ x 100 = 25
Sisi
AB = ½ x ½ x 100 = 25
- Berapa
peluang untuk masing-masing mata sebuah dadu (bersisi enam)?
Jawab
:
Masing
– masing mata dadu = 1/6
- Bila
sebuah dadu dilemparkan 60 kali berapa peluang munculnya mata 3 atau 5
atau 6 pada pelemparan tersebut?
Misal,
mata dadu 3 à
1/6 x 60 = 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar